Menyikapi Trend Selingkuh Online


Maraknya perselingkuhan didunia maya, menjadi trend dan gaya baru yang dikiblati manusia saat ini. Kontak romantis yang ditimbulkanya bukan sekedar rayuan semata, tapi sering menjurus dan berakhir dengan hubungan intim. Tanpa ada rasa malu, tak peduli sudah terikat dengan tali pernikahan, tak hirau dengan larangan agama dan sejumlah update status Islami yang memenuhi beranda media sosial mereka. Hampir semuanya berlomba-lomba mengikuti gaya yang diharamkan dalam ajaran agama manapun, bahkan gambar cabul dari anak ABG yang menjajakan syahwat, seperti barang dagangan yang mudah dijangkau, murah,dan gratis.

Dunia cyber memang mempunyai banyak manfaat, tapi disisi lain,menimbulkan interaksi seksual tanpa batas. Tidak sedikit pasangan yang awalnya tidak sengaja mengenal dunia maya menjadi kecanduan. Bahkan yang dulunya lugu menjadi jagoan, dulunya alim kini pintar berselingkuh. Diam-diam duduk didepan komputer seperti sedang mengetik atau bekerja, ternyata malah sibuk pacaran. Gejala selingkuh online ini, dimanfaatkan mencari pasangan, berfantasi seks, nimbrung disejumlah chating online, dan tanpa sungkan-sungkan memberikan nomor handphone sebagai transaksi perselingkuhan yang berujung seksual.

Lalu apa saja tujuan mereka mengikuti selingkuh online ini? Hampir semuanya menjawab Just for Fun.Ada juga yang berdalih sekedar mengisi waktu kosong, cuma main-main, sekedar nambah teman dan sosialisasi biar terlihat gaul dan alasan lainnya katanya yang penting tidak pakai hati. Padahal kenyataanya mereka sadar betul bahwa terlalu banyak BBM, Chat, update status media sosial lainnya, akan membuat manusia lalai, pelupa, kehilangan banyak waktu, dan yang pasti menimbulkan DOSA.

Apapun alasan mereka mengikuti selingkuh online, telah merusak hati, diri sendiri, pasangan, keluarga, dan anak-anak. Perlu kita sikapi bahwa sesuatu yang bermula dari main-main, just for fun, dari kesalahan kecil, lama-lama menjadi dosa besar. Semua tindakan bermula dari hati, dan tidak ada yang tidak pakai hati. Rasa ketertarikan, pingin update status, sms,sholat, bahkan senyumpun, semuanya berawal dari hati. Jangan anggap sepele hati yang katanya bersemayam dalam tubuh manusia, bentuknya kecil, sebab dialah yang membuat sesuatu menjadi besar.

Menjaga hati, berhati-hati dengan hati, wajib dipelihara. Bersosialisasi perlu dilakukan tapi bukan berarti melupakan tata cara pergaulan yang Rasulullah ajarkan. Menjaga jarak dengan bukan mahromnya, mengurangi pasang foto pribadi di facebook, semata untuk belajar menghindari dosa, riya dan takabur. Jangan takut dibilang tidak gaul, jangan takut disebut sok alim dan fanatik. Bukankah dijaman orang tua dulu, ajaran Islam dijunjung tinggi lalu diterapkan dalam kehidupan sehari. Kita semua peduli orang lain, butuh orang lain, tapi hendaknya yang dilakukan pertama adalah peduli pada diri sendiri, sudah pantaskah kita mendapat predikat Muslim / Muslimah, sudah baikkah kita di mata keluarga lebih-lebih dihadapan Alllah Maha Melihat dan Maha Menyaksikan?

Dunia ini bukan sekedar tontonan dan lelucon, jika ingin menjadi penghibur, jadilah penghibur dan tontonan yang menarik dengan melontarkan lelucon yang bermanfaat, bukan kata maksiat. Bumi ini sudah terlalu tua dan sudah sangat berat menanggung beban kita yang tiada henti-hentinya berbuat kerusakan dan kemaksiatan. Kita semua akan kembali padaNYA, perlu persiapan matang sebelum waktunya tiba. Hati, mata, mulut, tangan dan seluruh organ tubuh, akan menjadi saksi, bertanggung jawab atas semua perbuatan didunia. Jangan salah pilih dan jangan ragu dalam memilih, jika kesenangan sesaat akan membawa dosa lalu terjerumus kedalam neraka, mengapa masih harus terus mengikuti selingkuh online dan jenis perselingkuhan lainnya? Berhentilah berbangga diri atas pergaulan yang menyebabkan kita berdosa. Kita peduli sebab cuma diri kita sendiri yang akan menyelamatkan dunia dan akherat nanti. Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika kurang berkenan

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Ariel Mukti - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger